BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Sejarah
Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah,
terutama bagi raja-raja yang memerintah. Adapun ilmu sejarah adalah ilmu yang
digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia.Pengetahuan
sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta
pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri
mempelajari sejarah atau ahli sejarah disebut sejarawan.
Definisi sejarah menurut ahli
a. Prof.
Bernheim dalam bukunya “Die Geschichte Screibers”, yaitu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang perubahan manusua sebagai makhluk social
b. Herodotus,
Sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunnya
seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban.
c. Aristoteles,
Sejarah merupakan satu sistem yg meneliti suatu kejadian sejak awal dan
tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yg sama, menurut beliau juga Sejarah
adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yg mempunyai catatan, rekod-rekod atau
bukti-bukti yg konkrit.
Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan
sebagai bagian dari ilmu budaya (humaniora). Akan tetapi, kini sejarah lebih
sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan
sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang
berhubungan dengan kemanusiaan pada masa lalu. Ilmu sejarah dapat dibagi
menjadi kronologi, historiografi, genealogi, paleografi, dan kliometrik.
Manfaat sejarah lainnya, menurut :
a. Confusius (551-479 BC)
ð Sejarah mendidik kita bertindak
bijaksana
b. Marcus Cicero (106-43 SM)
ð Sejarah sebagai guru yang baik (guru
kehidupan)
c. Roeslan Abdul Gani (1914-2007) dalam
bukunya “Sosialisme Indonesia”
ð Ilmu sejarah ibarat penglihatan 3D,
yaitu
1. Penglihatan ke masa silam
2. Penglihatan ke masa sekarang
3. Penglihatan ke masa depan
d. Lee Kuan Yew
ð Untuk mengerti masa sekarang, dan
untuk mengantisipasi masa yang akan datang.
C. Sejarah Negara
Pada Agustus 1945, Tentara Soviet membentuk Otoritas
Sipil Soviet untuk memerintah negara ini hingga sebuah rezim domestik, yang
bersahabat dengan Uni Soviet, dapat dibentuk. Setelah mundurnya tentara Soviet
pada 1948, agenda utama pada tahun berikutnya adalah penyatuan Korea dari kedua
belah pihak, namun konsolidasi rezim Syngman Rhee di Selatan dengan dukungan
militer Amerika dan penekanan pemberontakan pada Oktober 1948 mengakhiri
harapan bahwa negara ini dapat disatukan kembali menurut cara revolusi Komunis.
Pada 1949, rezim Utara mempertimbangkan untuk melakukan intervensi militer ke
Korea Selatan, tetapi gagal mendapat dukungan dari Uni Soviet.Penarikan kekuatan
militer Amerika Serikat dari Selatan pada Juni memperlemah Rezim Selatan dan
membuat Kim Il-sung mempertimbangkan kembali rencana invasi ke Selatan. Gagasan
itu sendiri awalnya ditolak oleh Joseph Stalin, tetapi dengan perkembangan
persenjataan nuklir Soviet, kemenangan Mao Zedong di Cina, dan pertanda dari
bangsa Cina bahwa mereka dapat mengirimkan serdadu dan sokongan lainnya ke
Korea Utara, Stalin menyetujui penyerangan yang menjadi cikal bakal Perang
Korea.
BAB II
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Tahap
Heuristik
Pada
tahap ini penulis melakukan pencarian data dengan study kepustakaan yaitu
mencari data- data dari berbagai sumber yaitu internet, buku-buku, dan jurnal-
jurnal ilmiah. Hal ini dilakukan agar penulis mendapatkan fakta yang konkret sehingga
tulisan ini dapat dipertanggung jawabkan isinya dan dipercaya kebenarannya.
Dalam hal ini penulis tidak melakukan penelitian dengan menemui atau meminta
keterangan dari pelaku sejarah dan saksi sejarah karena keterbatasan waktu,
biaya, tenaga serta jarak yang tidak memungkinkan penulis untuk melakukan hal
tersebut.
B. Tahap
Analisis
Tahap
ini merupakan tahap pengembangan dari tahap sebelumnya karena pada tahap ini
penulis melakukan kritik ekstern dan kritik intern untuk menguji kebenaran dari
data yang didapatkan. Pada pelaksanaan kritik ekstern penulis melakukan analisa
terhadap sumber- sumber informasi yang di temukan. Penulis menemukan beberapa
sumber diantaranya dari website : Internet, Wikipedia.com , buku Dan jurnal
ilmiah Kemudian penulis menyeleksi data- data yang penting untuk dibahas dalam
tulisan ini. Data yang dibahas dalam tulisan ini adalah asli dan otentik karena
diambil dari sumber-sumber terpercaya yang sudah diteliti sebelumnya. Kemudian
pelaksanaan kritik intern penulis membandingkan sumber-sumber dan setelah
melakukan perbandingan, penulis melihat adanya kesamaan data sehingga membuat
penulis lebih percaya akan keaslian dan otentikasi dari data.
C. Tahap
Interpretasi Data
Setelah
penulis melakukan analisa data kemudian pada tahap ini penulis menetapkan
data-data yang akan diambil sebagai bahan bahasan dari pembahasan dalam tulisan
ini , dengan telah dilakukannya analisa sebelumnya, penulis yakin bahwa data
yang digunakan merupakan data yang teruji dan bermakna.
BAB III
E. Sejarah negara Korea Utara
Korea Utara, secara resmi disebut Republik Demokratik
Rakyat Korea (Hangul: 조선민주주의인민공화국, Chosŏn Minjujuŭi Inmin Konghwaguk) adalah sebuah
negara di Asia Timur, yang meliputi sebagian utara Semenanjung Korea. Ibu kota
dan kota terbesarnya adalah Pyongyang. Zona Demiliterisasi Korea menjadi batas
antara Korea Utara dan Korea Selatan. Sungai Amnok dan Sungai Tumen membentuk
perbatasan antara Korea Utara dan Republik Rakyat Cina. Sebagian dari Sungai
Tumen di timur laut merupakan perbatasan dengan Rusia. Penduduk setempat
menyebut negara ini Pukchosŏn (북조선, "Chosŏn Utara").
Semenanjung Korea diperintah oleh Kekaisaran Korea
hingga dianeksasi oleh Jepang setelah Perang Rusia-Jepang tahun 1905. Setelah
kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, Korea dibagi menjadi wilayah pendudukan
Soviet dan Amerika Serikat. Korea Utara menolak ikut serta dalam pemilihan umum
yang diawasi PBB yang diselenggarakan di selatan pada 1948, yang mengarah
kepada pembentukan dua pemerintahan Korea yang terpisah oleh zone
demiliterisasi. Baik Korea Utara maupun Korea Selatan kedua-duanya mengklaim
kedaulatan di atas seluruh semenanjung, yang berujung kepada Perang Korea tahun
1950. Sebuah gencatan senjata pada 1953 mengakhiri pertempuran; namun kedua
negara secara resmi masih berada dalam status perang, karena perjanjian
perdamaian tidak pernah ditandatangani. Kedua negara diterima menjadi anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1991. Pada 26 Mei 2009, Korea Utara secara
sepihak menarik diri dari gencatan senjata.
Korea Utara termasuk dalam negara satu-partai di bawah
front penyatuan yang dipimpin oleh Partai Buruh Korea. Pemerintahan negara
mengikuti ideologi Juche, yang digagas oleh Kim Il-sung, mantan pemimpin negara
ini. Juche menjadi ideologi resmi negara ketika negara ini mengadopsi
konstitusi baru pada 1972, kendati Kim Il-sung telah menggunakannya untuk
membentuk kebijakan sejak sekurang-kurangnya awal tahun 1955. Sementara
resminya sebagai republik sosialis, Korea Utara dipandang oleh sebagian besar
negara sebagai negara kediktatoran totaliter stalinis. Setelah kematian Kim
Jong-il pada tanggal 19 Desember 2011, diperkirakan pemimpin Korea Utara
berikutnya adalah Kim Jong-un, anak termuda Kim Jong-il..
F. Pembabakan Waktu Secara Kronologis
Sejarah Korea bermula dari zaman Paleolitik Awal
sampai dengan sekarang. Kebudayaan tembikar di Korea dimulai sekitar tahun 8000
SM, dan zaman neolitikum dimulai sebelum 6000 SM yang diikuti oleh zaman
perunggu sekitar tahun 2500 SM. Kemudian Kerajaan Gojoseon berdiri tahun 2333
SM. Baru pada abad ke-3 SM Korea mulai terbagi-bagi menjadi banyak wilayah
kerajaan.
Pada tahun satu Masehi, Tiga Kerajaan Korea seperti
Goguryeo, Silla dan Baekje mulai mendominasi Semenanjung Korea dan Manchuria.
Tiga kerajaan ini saling bersaing secara ekonomi dan militer. Koguryo dan
Baekje adalah dua kerajaan yang terkuat, terutama Goguryeo, yang selalu dapat
menangkis serangan-serangan dari Dinasti-dinasti Cina. Kerajaan Silla
perlahan-lahan menjadi kuat dan akhirnya dapat menundukkan Goguryeo. Untuk
pertama kalinya Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada tahun 676
menjadi Silla Bersatu. Para pelarian Goguryeo yang selamat mendirikan sebuah
kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni Balhae.
Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang
juga mengakhiri masa kekuasaan Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru, Dinasti
Goryeo, mulai mendominasi Semenanjung Korea. Kerajaan Balhae runtuh tahun 926
karena serangan bangsa Khitan dan sebagian besar penduduk serta pemimpinnya,
Dae Gwang hyun, mengungsi ke Dinasti Goryeo. Selama masa pemerintahan Goryeo,
hukum yang baru dibuat, pelayanan masyarakat dibentuk, serta penyebaran agama
Buddha berkembang pesat. Tahun 993 sampai 1019 suku Khitan dari Dinasti Liao
meyerbu Goryeo, tapi berhasil dipukul mundur. Kemudian pada tahun 1238, Goryeo
kembali diserbu pasukan Mongol dan setelah mengalami perang hampir 30 tahun,
dua pihak akhirnya melakukan perjanjian damai.
Pada tahun 1392, Taejo dari Joseon mendirikan Dinasti
Joseon setelah menumbangkan Goryeo. Raja Sejong (1418-1450) mengumumkan penciptaan
abjad Hangeul. Antara 1592-1598, dalam Perang Imjin, Jepang menginvasi
Semenanjung Korea, tapi dapat dipatahkan oleh prajurit pimpinan Admiral Yi
Sun-shin. Lalu pada tahun 1620-an sampai 1630-an Dinasti Joseon kembali
menderita serangan dari (Dinasti Qing).
Pada awal tahun 1870-an, Jepang kembali berusaha
merebut Korea yang berada dalam pengaruh Cina. Pada tahun 1895 Maharani
Myeongseong dibunuh oleh mata-mata Jepang Pada tahun 1905, Jepang memakasa
Korea untuk menandatangani Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai
protektorat Jepang, lalu pada 1910 Jepang mulai menjajah Korea. Perjuangan
rakyat Korea terhadap penjajahan Jepang dimanifestasikan dalam Pergerakan 1
Maret dengan tanpa kekerasan. Pergerakan kemerdekaan Korea yang dilakukan
Pemerintahan Provisional Republik Korea lebih banyak aktif di luar Korea
seperti di Manchuria, Cina dan Siberia.
Dengan menyerahnya Jepang pada tahun 1945, PBB membuat
rencana administrasi bersama Uni Soviet dan Amerika Serikat, namun rencana
tersebut tidak terlaksana. Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk, yang
demokratik (Korea Selatan) dan komunis (Korea Utara) yang dibagi oleh garis
lintang 38 derajat. Ketegangan antara kedua belah pihak mencuat ketika Perang
Korea meletus tahun 1950 ketika pihak Korea Utara menyerang Korea Selatan
G. Sejarah Bendera negara Korea Utara
Bendera
ini diterapkan saat bagian utara Korea menjadi negara Komunis, yang didukung
oleh Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet, menyusul Revolusi Korea dan
Menyerahnya Kekaisaran Jepang. Warna-warna bendera Kekaisaran Korea adalah
putih, biru dan merah pucat yang berbatasan dengan merah. Koera Utara
mempertahankan warna-warna tersebut untuk bendera barunya, dengan kesan merah
yang lebih ditonjolkan, sebuah lambang komunis, dan menambah sebuah bintang
merah di dalam lingkaran putih.
Bintang
warna merah, lambang komunis yang terkenal dipaparkan di dalam cakra berwarna
putih. Lambang ini mungkin ada kaitan dengan simbol yin yang yang digunakan
dalam budaya Korea. Warna merah melambangkan semangat patriotisme yang bersifat
revolusi. Biru menandakan, "aspirasi rakyat Korea untuk bersatu dengan
masyarakat revolusioner sedunia dan berjuang untuk idea kemerdekaan,
persahabatan dan keamanan."
G. Arti lambang negara Korea Utara
Lambang negara Korea
Utara menampilkan gambar pembangkit listrik tenaga air di kaki Gunung Baekdu
dan menampilkan bintang merah bersudut lima yang berpijar, serta diapit dua
rumpun tanaman padi membentuk bingkai oval, dililit pita merah yang diatasnya
tertulis "Republik Rakyat Demokratik Korea" dalam aksara Hangul.
Lambang ini mengikuti
pedoman dasar Lambang Uni Soviet yang ditiru banyak negara berhaluan komunis di
dunia. Hal ini menunjukkan hubungan antara ideologi komunis dengan sejarah
berdirinya negara ini pada permulaan Perang Dingin
BAB III
KESIMPULAN
H.1. Kekuatan
Dalam mengusahakan program-program pembangunnya Korea Utara memodifikasi
ideologi politiknya terhadap pihak asing, yaitu hanya untuk memperoleh
teknologi dan modal luar negeri. Investasi bentuk ini diperoleh pertama kali
dari kelompok pro-Pyongyang di Jepang dengan nilai sebesar 1,2 triliun dolar.
Sentralisasi ekonomi diubah dengan eksperimen free market di kota dan beberapa
provinsinya. Keseluruhan kebijakan berakhir pada target penyelesaian musibah
ekonomi, hingga wacana unifikasi dengan Korea Selatan pun diadakan (Wang, 1997:
302).
Dalam bahasan mengenai politik luar negeri,
kepemilikan nuklir Korea Utara menjadi sebuah signifikansi tersendiri, termasuk
dalam Politik luar negeri Korea Utara, yaitu sebagai sebuah kekuatan tersendiri
bagi Korea Utara dalam menghadapi negara lain seperti Amerika dan Korea
Selatan. Konteks politik luar negeri selain dipengaruhi hal tersebut, juga
sangat ditentukan dengan ideologi juche yang membuat arah tindakan korea Utara
terhadap pihak asing menjadi cukup kritis, yaitu hanya menjalin hubungan dengan
mereka yang mendukung, dalam cakupan ketika Korea Utara memang merasa perlu
untuk meminta bantuan dari mereka, semisal ketika keterpurukan ekonomi seperti
yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya.
H.2.
Kelemahan
Korea Utara mengalami kesulitan mendapatkan mata uang
asing sejak pertukaran ekonomi dengan Korea Selatan berhenti. Penyebabnya,
Korea Selatan menuduh tetangganya ini menembak kapal perangnya pada Maret 2010
yang menewaskan 46 orang. Korea Utara juga mengorbankan peluang untuk
berhubungan baik dengan Amerika Serikat saat negara ini meluncurkan roket jarak
jauh pada 13 April. Misi peluncuran ini gagal. Roket diluncurkan sehari setelah
perayaan ulang tahun ke-100 Kim Il-sung, kakek Kim Jong-un, yang menghabiskan
jutaan dolar.
Nuklir adalah ancaman terbesar Korea Utara terhadap
negara-negara lain, terutama di Semenanjung Korea. Tetapi kabar terakhir,
dipublikasikan huffingtonpost.com (25/9), seolah-olah menunjukkan Korea Utara
sedang mengalami kemunduran. Disebutkan Korea Utara menghentikan pembangunan
alas peluncuran roket, yang digadang-gadang dapat meluncurkan roket ke benua
berbeda. Analisis citra satelit memperkirakan hujan deras penyebab utamanya.
Kalaupun dilanjutkan, pembangunan diperkirakan baru akan dimulai sekitar dua
tahun lagi..
I. Saran
Setelah melihat dan mencermati sejarah negara korea
utara penulis menyarankan agar negara Indonesia harus memperhatikan lebih
lanjut terkait kekuatan yang dimiliki negara korea utara untuk selanjutnya
dapat diatasi dengan pengamanan serta pengawasan yang lebih ketat terhadap negara
ini agar tidak timbul ancaman dikemudian hari. Selanjutnya, Kelemahan yang
dimiliki oleh korea utara seyogyanya dapat dimanfaatkan sebagai celah untuk
melakukan pendekatan atau penyerangan apabila terjadi sesuatu yang membahayakan
keutuhan NKRI. Perjalanan sejarah korea utara juga perlu diperhatikan dan
dicermati agar dapat mengetahui latar belakang sejarah sehingga mengetahui karakter
negara korea utara.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia.
Com
BBCOnThisDay.Com
Abd Rahman Hamid dan Muhammad SH. 2011. Pengantar
Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Anggar Kaswati.
1998. Metodologi Sejarah dan Historiografi. Yogyakarta: Beta Offset.
Byeon
Tae-seop (변태섭) (1999). 韓國史通論 (Hanguksa tongnon) (Outline of Korean history), 4th ed. ISBN
89-445-9101-6.
Yang, S.C. (1999). The North and South Korean
political systems: A comparative analysis. (Rev. Ed.). Seoul: Hollym. ISBN 1-56591-105-9
No comments:
Post a Comment