Wednesday, April 16, 2014

Kebutuhan dan Proses Motivasi


Manusia merupakan makhluk yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya dan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sosial yang ada dalam masyarakat. Setiap manusia mempunyai kebutuhan masing-masing yang berbeda, kebutuhan tersebutlah yang membuat manusia saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan dari hasil interaksi tersebutlah manusia yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi.
Dalam hubungan sosial bermasyarakat tidak dapat dipisahkan dengan istilah pimimpin yang mengatur dan menjalakan sistem yang ada dalam masyarakat. Hubungan antara pemimpin dengan bawahannya merupakan salah satu contoh interaksi antar manusia yang saling mempengaruhi. Dalam setiap diri seorang pemimpin mempunyai seni memimpin yang berbeda-beda untuk menjalankan atau mengembangkan sistem yang telah ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seni dalam memimpin dapat berupa cara memimpin untuk memberi motivasi kepada bawahannya. Motivasi yang diberikan oleh pemimpin kepada bawahannya dapat berupa berbagai hal tergantung dari apa yang diinginkan oleh bawahan dan keahlian pemimpin dalam memotivasi bawahannya.
Dalam menciptakan motivasi yang benar bagi seorang pemimpin dan bawahannya membutuhkan proses yang bertahap dan berbacam-macam. Oleh karena itu motivasi sangatlah diperlukan dalam mengembangkan kualitas dari diri seorang pemimpin dan bawahannya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama.

1.      Pengertian Motivasi
Motivasi mungkin lebih erat hubungannya dengan perspektif mikro perilaku organisasi daripada dengan topik lain. Pemahaman motivasi yang komprehensif mencangkup urutan atau siklus kebutuhan-dorongan-insentif. Kebutuhan membentuk dorongan yang bertujuan pada insentif; begitulah proses dasar motivasi. Dalam konteks sistem, motivasi mencangkup tiga elemen yang berinteraksi dan saling bergantung:
a.       Kebutuhan
Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis atau psikologis. Misalnya, kebutuhan muncul saat sel dalam tubuh kehilangan makanan atau air atau ketika tidak ada orang lain yang bertindak sebagai teman atau sahabat. Meskipun kebutuhan psikologis mungkin berdasarkan defisiensi, tapi kadang juga tidak. Misalnya, individu dengan kebutuhan kuat untuk maju mungkin mempunyai sejarah pencapaian yang konsisten.
b.      Dorongan
Dorongan fisiologis dan psikologis adalah tindakan yang berorientasi dan menghasilkan daya dorong dalam meraih insentif. Hal tersebut adalah proses motivasi. Contohnya kebutuhan akan makanan dan minuman, diterjemahkan sebagai dorongan lapar dan haus, dan kebutuhan berteman menjadi dorongan untuk berafiliasi.
c.       Insentif
Pada akhir siklus motivasi adalah insentif, didefinisikan sebagai semua yang akan mengurangi sebuah kebutuhan dan dorongan. Dengan demikian, memperoleh insentif akan cenderung memulihkan keseimbangan fisiologis atau psikologis dan akan mengurangi dorongan. Makan, minum dan berteman cenderung akan memulihkan keseimbangan dan mengurangi dorongan yang ada. Makanan, air dan teman merupakan insentif dalam contoh ini.
Dimensi dari proses motivasi dasar tersebut akan menjadi titik awal untuk teori mengenai isi dan proses dari motivasi kerja.
DEFINISI OPERASIONAL
1.      Pendekatan Motivasi Kerja
Untuk memahami perilaku organisasi, ketiga motif dasar, yaitu motif primer, umum dan sekunder harus dikenal dan dipelajari. Akan tetapi hanya berfungsi sebagai latar belakang dan dasar untuk pendekatan motivasi kerja yang lebih relevan. Terdapat tiga pendekatan utama untuk motivasi kerja, yaitu teori kepuasan, teori proses dan teori kontemporer.

2.      Teori Kepuasan Motivasi Kerja
Teori kepuasan motivasi kerja menentukan apa yang memotivasi orang dalam pekerjaan. Teori kepuasan mengacu pada “statis” karena teori tersebut berhubungan hanya pada satu atau beberapa hal dalam suatu waktu tertentu, baik masa lalu maupun sekarang. Oleh karena itu, teori itu tidak perlu memprediksi motivasi atau perilaku kerja, tetapi memahami apa yang memotivasi orang dalam bekerja. Secara berurutan, kepuasan motivasi dianggap sebagai kebutuhan atau motivasi dengan tingkat yang lebih tinggi, seperti penghargaan dan aktualisasi diri (Maslow); tanggung jawab, penghargaan, prestasi, dan kemajuan (Hersberg); dan pertumbuhan serta perkembangan personal (Alderfer).
3.      Hierarki Kebutuhan Maslow
Maslow Mengidentifikasi lima tingkat dalam hierarki kebutuhan. Secara singkat hal tersebut adalah:
1.      Kebutuhan fisiologis. Tingkat paling dasar dalam hierarki ini umumnya berhubungan dengan kebutuhan primer yang tidak dipelajari. Contohnya kebutuhan lapar, haus, tidur, dan seks.
2.      Kebutuhan keamanan. Tingkat kedua ini kurang lebih ekuivalen dengan kebutuhan keamanan. Sama halnya  dengan kebutuhan fisiologis, jika kebutuhan keamanan terpuaskan, mereka tidak akan memotivasi lagi.
3.      Kebutuhan cinta. Tingkat ketiga ini berhubungan dengan kebutuhan afeksi dan afiliasi. Penggunaan kata cinta memiliki konotasi negative seperti seks yang sebenarnya merupakan kebutuhan fisiologis. Mungkin kata yang tepat untuk mendeskripsikan tingkat ini adalah memiliki (belongingness) atau sosial.
4.      Kebutuhan penghargaan. Tingkat penghargaan mewakili kebutuhan manusia yang lebih tinggi. Kebutuhan akan kekuasaan, prestasi, dan status dapat dianggap sebagai bagian dari tingkat ini.
5.      Kebutuhan aktualisasi diri. Tingkat ini adalah puncak semua kebutuhan manusia yang rendah, sedang dan lebih tinggi. Orang yang memiliki aktualisasi diri adalah orang yang terpenuhi dan menyadari semua potensinya. Aktualisasi diri merupakan motivasi seseorang untuk mengubah presepsi diri ke dalam realita.

4.      Teori Motivasi Dua Faktor dari Herzberg
Perasaan nyaman umumnya berhubungan dengan pengalaman kerja dan kepuasan kerja. Contohnya adalah penyelia pembukuan merasa nyaman karena diberi tugas menginstal peralatan komputer baru. Dia bangga akan pekerjaannya dan puas mengetahui bahwa peralatan baru membuat perbedaan besar dalam fungsi departemennya. Sebaliknya, perasaan tidak senang umumnya berhubungan dengan aspek di sekitar pekerjaan atau suasana pekerjaan.

5.      Teori ERG Alderfer
Alderfer mengidentifikasi tiga kelompok kebutuhan: eksistensi (existence), hubungan (relatedness), dan perkembangan (growth), yang kemudian disebut teori ERG. Kebutuhan eksistensi berhubungan dengan kelangsungan hidup (kesejahteraan fisiologis). Kebutuhan hubungan menekankan pentingnya dengan hubungan sosial atau hubungan antarpribadi. Kebutuhan perkembangan berhubungan dengan keinginan intrinsic individu terhadap perkembangan pribadi.

6.      Teori Proses Dari Motivasi Kerja
Model kepuasan berusaha mengidentifikasi apa yang memotivasi orang dalam pekerjaan (misalnya, aktualisasi diri, tanggung jawab, dan perkembangan). Model tersebut berusaha menentukan hubungan perilaku yang termotivasi. Sebaliknya, teori proses lebih focus pada antaseden-antaseden kognitif yang membahas motivasi atau usaha. Dan yang lebih penting, focus pada cara antaseden tesebut berhubungan satu sama lain.

A.    APLIKASI DALAM SOSIAL DAN BUDAYA
Motivasi sering terjadi dalam kehidupan sosial maupun budaya di dalam masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat tidaklah lepas dari hubungan manusia yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, oleh karena hal tersebut proses dari motivasi tersebut dapat timbul seiring dengan interaksi yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Dalam kehidupan sosial maupun budaya masyarakat, motivasi yang diberikan oleh seseorang akan sangat berpengaruh terhadap orang lain untuk menjalani kehidupannya. Seperti contoh, menurut teori Maslow mengenai hierarki kebutuhan manusia yang keempat yaitu penghargaan membuat manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan penghargaannya tersebut. Maka oleh sebab itu dalam kehidupan sosial budaya juga manusia akan membutuhkan motivasi dalam dirinya untuk memenuhi kebutuhan penghargaannya tersebut.

Dalam contoh kasusnya yaitu, ketika seseorang dalam masyarakat mempunyai suatu keinginan untuk dapat meraih penghargaan dari masyarakat karena telah melakukan suatu hal yang berguna dalam kehidupan sosial budaya bermasyarakat. Penghargaan tersebut semisal sebagai Duta Kebersihan Lingkungan, untuk mencapai dan mendapatkan penghargaan tersebut maka orang tersebut akan berusaha untuk mencari atau menimbulkan suatu motivasi dalam dirinya untuk dapat menjadi Duta Kebersihan Lingkungan seperti apa yang diharapkan. Motivasi dapat didapatkan melalui berbagai hal seperti timbul karena diri sendiri ataupun mencontoh orang lain yang telah berhasil menjadi Duta Kebersihan Lingkungan tersebut.
FROM: Mc Old

No comments:

Post a Comment