Manusia merupakan
makhluk yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya dan tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan sosial yang ada dalam masyarakat. Setiap manusia mempunyai
kebutuhan masing-masing yang berbeda, kebutuhan tersebutlah yang membuat
manusia saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan dari hasil interaksi
tersebutlah manusia yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi.
Dalam hubungan
sosial bermasyarakat tidak dapat dipisahkan dengan istilah pimimpin yang
mengatur dan menjalakan sistem yang ada dalam masyarakat. Hubungan antara
pemimpin dengan bawahannya merupakan salah satu contoh interaksi antar manusia
yang saling mempengaruhi. Dalam setiap diri seorang pemimpin mempunyai seni
memimpin yang berbeda-beda untuk menjalankan atau mengembangkan sistem yang
telah ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seni dalam memimpin
dapat berupa cara memimpin untuk memberi motivasi kepada bawahannya. Motivasi
yang diberikan oleh pemimpin kepada bawahannya dapat berupa berbagai hal
tergantung dari apa yang diinginkan oleh bawahan dan keahlian pemimpin dalam
memotivasi bawahannya.
Dalam menciptakan
motivasi yang benar bagi seorang pemimpin dan bawahannya membutuhkan proses
yang bertahap dan berbacam-macam. Oleh karena itu motivasi sangatlah diperlukan
dalam mengembangkan kualitas dari diri seorang pemimpin dan bawahannya untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama.
1.
Pengertian
Motivasi
Motivasi mungkin lebih erat hubungannya dengan
perspektif mikro perilaku organisasi daripada dengan topik lain. Pemahaman
motivasi yang komprehensif mencangkup urutan atau siklus
kebutuhan-dorongan-insentif. Kebutuhan membentuk dorongan yang bertujuan pada
insentif; begitulah proses dasar motivasi. Dalam konteks sistem, motivasi
mencangkup tiga elemen yang berinteraksi dan saling bergantung:
a. Kebutuhan
Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan
fisiologis atau psikologis. Misalnya, kebutuhan muncul saat sel dalam tubuh
kehilangan makanan atau air atau ketika tidak ada orang lain yang bertindak
sebagai teman atau sahabat. Meskipun kebutuhan psikologis mungkin berdasarkan
defisiensi, tapi kadang juga tidak. Misalnya, individu dengan kebutuhan kuat
untuk maju mungkin mempunyai sejarah pencapaian yang konsisten.
b. Dorongan
Dorongan fisiologis dan psikologis adalah tindakan
yang berorientasi dan menghasilkan daya dorong dalam meraih insentif. Hal
tersebut adalah proses motivasi. Contohnya kebutuhan akan makanan dan minuman,
diterjemahkan sebagai dorongan lapar dan haus, dan kebutuhan berteman menjadi
dorongan untuk berafiliasi.
c. Insentif
Pada akhir siklus motivasi adalah insentif,
didefinisikan sebagai semua yang akan mengurangi sebuah kebutuhan dan dorongan.
Dengan demikian, memperoleh insentif akan cenderung memulihkan keseimbangan
fisiologis atau psikologis dan akan mengurangi dorongan. Makan, minum dan
berteman cenderung akan memulihkan keseimbangan dan mengurangi dorongan yang
ada. Makanan, air dan teman merupakan insentif dalam contoh ini.
Dimensi dari proses motivasi dasar tersebut akan
menjadi titik awal untuk teori mengenai isi dan proses dari motivasi kerja.
DEFINISI
OPERASIONAL
1.
Pendekatan Motivasi Kerja
Untuk memahami perilaku organisasi, ketiga motif
dasar, yaitu motif primer, umum dan sekunder harus dikenal dan dipelajari. Akan
tetapi hanya berfungsi sebagai latar belakang dan dasar untuk pendekatan
motivasi kerja yang lebih relevan. Terdapat tiga pendekatan utama untuk
motivasi kerja, yaitu teori kepuasan, teori proses dan teori kontemporer.
2.
Teori
Kepuasan Motivasi Kerja
Teori kepuasan motivasi kerja menentukan apa yang
memotivasi orang dalam pekerjaan. Teori kepuasan mengacu pada “statis” karena
teori tersebut berhubungan hanya pada satu atau beberapa hal dalam suatu waktu
tertentu, baik masa lalu maupun sekarang. Oleh karena itu, teori itu tidak
perlu memprediksi motivasi atau perilaku kerja, tetapi memahami apa yang
memotivasi orang dalam bekerja. Secara berurutan, kepuasan motivasi dianggap
sebagai kebutuhan atau motivasi dengan tingkat yang lebih tinggi, seperti
penghargaan dan aktualisasi diri (Maslow); tanggung jawab, penghargaan,
prestasi, dan kemajuan (Hersberg); dan pertumbuhan serta perkembangan personal
(Alderfer).
3. Hierarki Kebutuhan Maslow
Maslow Mengidentifikasi lima tingkat dalam hierarki
kebutuhan. Secara singkat hal tersebut adalah:
1. Kebutuhan
fisiologis. Tingkat paling dasar dalam hierarki ini umumnya berhubungan dengan
kebutuhan primer yang tidak dipelajari. Contohnya kebutuhan lapar, haus, tidur,
dan seks.
2. Kebutuhan
keamanan. Tingkat kedua ini kurang lebih ekuivalen dengan kebutuhan keamanan.
Sama halnya dengan kebutuhan fisiologis,
jika kebutuhan keamanan terpuaskan, mereka tidak akan memotivasi lagi.
3. Kebutuhan
cinta. Tingkat ketiga ini berhubungan dengan kebutuhan afeksi dan afiliasi.
Penggunaan kata cinta memiliki konotasi negative seperti seks yang sebenarnya
merupakan kebutuhan fisiologis. Mungkin kata yang tepat untuk mendeskripsikan
tingkat ini adalah memiliki (belongingness) atau sosial.
4. Kebutuhan
penghargaan. Tingkat penghargaan mewakili kebutuhan manusia yang lebih tinggi.
Kebutuhan akan kekuasaan, prestasi, dan status dapat dianggap sebagai bagian
dari tingkat ini.
5. Kebutuhan
aktualisasi diri. Tingkat ini adalah puncak semua kebutuhan manusia yang
rendah, sedang dan lebih tinggi. Orang yang memiliki aktualisasi diri adalah
orang yang terpenuhi dan menyadari semua potensinya. Aktualisasi diri merupakan
motivasi seseorang untuk mengubah presepsi diri ke dalam realita.
4.
Teori
Motivasi Dua Faktor dari Herzberg
Perasaan nyaman umumnya berhubungan dengan
pengalaman kerja dan kepuasan kerja. Contohnya adalah penyelia pembukuan merasa
nyaman karena diberi tugas menginstal peralatan komputer baru. Dia bangga akan
pekerjaannya dan puas mengetahui bahwa peralatan baru membuat perbedaan besar
dalam fungsi departemennya. Sebaliknya, perasaan tidak senang umumnya
berhubungan dengan aspek di sekitar pekerjaan atau suasana pekerjaan.
5.
Teori
ERG Alderfer
Alderfer mengidentifikasi tiga kelompok kebutuhan:
eksistensi (existence), hubungan (relatedness), dan perkembangan (growth), yang
kemudian disebut teori ERG. Kebutuhan eksistensi berhubungan dengan
kelangsungan hidup (kesejahteraan fisiologis). Kebutuhan hubungan menekankan
pentingnya dengan hubungan sosial atau hubungan antarpribadi. Kebutuhan
perkembangan berhubungan dengan keinginan intrinsic individu terhadap
perkembangan pribadi.
6.
Teori
Proses Dari Motivasi Kerja
Model kepuasan berusaha mengidentifikasi apa yang
memotivasi orang dalam pekerjaan (misalnya, aktualisasi diri, tanggung jawab,
dan perkembangan). Model tersebut berusaha menentukan hubungan perilaku yang
termotivasi. Sebaliknya, teori proses lebih focus pada antaseden-antaseden
kognitif yang membahas motivasi atau usaha. Dan yang lebih penting, focus pada
cara antaseden tesebut berhubungan satu sama lain.
A. APLIKASI
DALAM SOSIAL DAN BUDAYA
Motivasi sering
terjadi dalam kehidupan sosial maupun budaya di dalam masyarakat. Dalam
kehidupan bermasyarakat tidaklah lepas dari hubungan manusia yang saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya, oleh karena hal tersebut proses dari motivasi
tersebut dapat timbul seiring dengan interaksi yang diciptakan oleh manusia itu
sendiri. Dalam kehidupan sosial maupun budaya masyarakat, motivasi yang
diberikan oleh seseorang akan sangat berpengaruh terhadap orang lain untuk
menjalani kehidupannya. Seperti contoh, menurut teori Maslow mengenai hierarki
kebutuhan manusia yang keempat yaitu penghargaan membuat manusia akan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan penghargaannya tersebut. Maka oleh sebab itu dalam
kehidupan sosial budaya juga manusia akan membutuhkan motivasi dalam dirinya
untuk memenuhi kebutuhan penghargaannya tersebut.
Dalam contoh kasusnya
yaitu, ketika seseorang dalam masyarakat mempunyai suatu keinginan untuk dapat
meraih penghargaan dari masyarakat karena telah melakukan suatu hal yang
berguna dalam kehidupan sosial budaya bermasyarakat. Penghargaan tersebut
semisal sebagai Duta Kebersihan Lingkungan, untuk mencapai dan mendapatkan
penghargaan tersebut maka orang tersebut akan berusaha untuk mencari atau
menimbulkan suatu motivasi dalam dirinya untuk dapat menjadi Duta Kebersihan
Lingkungan seperti apa yang diharapkan. Motivasi dapat didapatkan melalui
berbagai hal seperti timbul karena diri sendiri ataupun mencontoh orang lain
yang telah berhasil menjadi Duta Kebersihan Lingkungan tersebut.
FROM: Mc Old
No comments:
Post a Comment